Whispering Sand of Mountain Bromo
(Sebuah Keheningan Malam di Puncak Bromo)
Di bibir kawah Bromo
Menjiplak dari judul film yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo bersama Christine Hakim yang berjudul Pasir Berbisik. Akting film tersebut memang berlokasi di padang pasir gunung Bromo beberapa tahun silam. Namun apa yang menjadi tema cerita film tersebut, penulis tidak banyak mengetahui karena memang penulis belum pernah melihat filmnya Dian Sastro tersebut.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Landscape of Peak Bromo
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Place of Tribe Worship
Mau sewa kamar mahal. Semalam bisa mencapai Rp. 300.000,- Akhirnya alih-alih sholat di mushola supaya diperbolehkan masuk areal vila, penulis dan rekan tidur di dalam mushola. Tetapi apa gerangan yang terjadi... ? Ternyata semakin malam semakin dingin menusuk tulang dari ujung kepala sampai ujung jari kaki. Tidurkah ...? Penulis tidak dapat tidur semalaman, juga rekan penulis, Ucok. Akhirnya, satu-satu jalan mengobati dinginnya malam itu hanyalah dengan menghangatkan tangan di atas tungku para penjual kopi sambil minum kopi karena penjual kopi lesehan tersedia di setiap tempat depan vila. Sembari minum kopi penulis juga mencoba menyapa orang sekitar termasuk yang penjual kopi. Dari pergumulan singkat dengan para penjual kopi ternyata mereka adalah orang suku Tengger yang berprofesi sebagai penjaja barang dagangan. Mereka sopan, ramah tidak banyak mencurigai para tamu yang datang ke kawasan.
Penulis bercengkarama bersama salah seorang suku Tengger
(with Tengger Tribe Man)
(with Tengger Tribe Man)
Suku Tengger yang ada di sekitar Gunung Bromo ternyata sudah modern. Mereka sangat ekstrovert (terbuka) kepada siapa pun. Termasuk kepada penulis yang dalam foto di atas cuman penulis lupa nama orang tersebut.
Cukup lama dirasa bergelut dengan dinginnya malam, saatnya tiba jelang pagi dengan remangnya suasana subuh. Panorama Puncak Bromo nampak terlihat. Semuanya menjadi lupa akan keheningan malam dan dinginnya Bromo. Satu per satu langkah matahari mulai menampakkan wajahnya hingga terik menyinari lokasi Gunung Bromo. Wonderful... !!!
Pura persembahyangan suku Tengger
Di bawah kaki Bromo juga terdapat pura tempat upacara penyembahan ke Hyang Widi yang mana acara tersebut sering dilaksanakan pada waktu atau musim Kasada
Balai pura
Dengan rasa sedikit gugup dan ragu-ragu penulis memberanikan diri menyusup ke dalam tempat pura tersebut. Semuanya sepi karena memang tidak ada acara penyembahan. Penulis berhasil merangsek ke atas dinding tembok pembatas pura karena semua pintu masuk terkunci rapat dan tidak ada penjaganya. Begitu teriknya akhirnya penulis keluar setelah berhasil mengabadikan tempat tersebut. Namun pasir berbisik Bromo memang begitu mengental dalam setiap jengkal langkah. Tebal dan saling beterbangan karena terkena seokan kaki para pendatang.
Reang (aku) : bahasa tengger untuk aku laki-laki